STIMULASI KLITORIS Perlu Atau Tidak ?

KLITORIS merupakan salah satu daerah yang paling sensitif dari genital sebagian besar wanita. Klitoris sangat sensitif terhadap stimulasi. Bila Anda (pria) belum mengetahui atau masih awam mengenai daerah ini, perlu diketahui bahwa organ yang berukuran kecil ini terletak tepat di bawah di mana labia minora bertemu. Glans klitoris tersembunyi sebagian atau seluruhnya di balik prepusium klitoris ditutupi oleh labia dan berjalan sampai ke daerah pubis.

Bila wanita mendapat stimulasi pada organ klitorisnya dan mulai terangsang, maka klitorisnya akan berereksi di samping klitoris tertarik mendekati tulang pubis dan membengkaknya labia. Nah, biasanya dengan cara inilah klitoris seringkali dibandingkan dengan penis.

Klitoris dikelilingi oleh misteri karena ukurannya yang sangat kecil dan letaknya pun tersembunyi. Banyak pria yang masih sulit menemukan lokasi klitoris ataupun kebingungan mengenai kapan mereka harus menstimulasi klitoris tersebut dan bagaimana caranya. Di samping itu, banyak juga wanita yang masih malu-malu meminta pasangannya untuk menstimulasi klitorisnya. Karena mereka sebagian besar sudah merasa puas dengan hubungan seksual yang selama ini dilakukan tanpa stimulasi klitoris dan mereka tidak ingin terkesan mengintimidasi pasangannya dengan meminta menstimulasi klitorisnya.

Masalah menjadi semakin rumit kala sebagian besar wanita sudah terpengaruh oleh cara wanita seharusnya mencapai orgasme. Apalagi sebagian ahli mempertahankan keunggulan orgasme vaginal atau non-klitoral. Oleh karena itu, pendapat tersebut semakin membingungkan pria dan menimbulkan kesulitan di sebagian besar wanita yang sebenarnya menginginkan klitorisnya juga distimulasi saat berhubungan seksual.

Walaupun klitoris bukan peringkat utama dalam pemberian kenikmatan seksual pada wanita, tetapi sebagian besar wanita mencapai orgasme bila tempat ini ikut distimulasi. Dan, jangan salah, klitoris merupakan salah satu daerah sumber kenikmatan seksual yang tidak boleh diabaikan oleh pria maupun wanita itu sendiri.

Memang, pendapat wanita berbeda-beda tentang hal yang satu ini. Contohnya saja ada seorang wanita berusia 41 tahun yang umur pernikahannya sudah berjalan 13 tahun. Ia mengatakan bahwa dirinya belum pernah mencapai orgasme melalui hubungan seksual, walaupun ia dan suaminya aktif secara seksual hampir selama 14 tahun. Hingga akhirnya mereka mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan satu sama lain mengenai perlunya stimulasi klitoris yang baik hingga membuatnya orgasme.

Lain halnya dengan wanita yang satu ini. Ia masih berusia 27 tahun dan belum menikah. Ia mengatakan bahwa selama ini tidak pernah mengalami orgasme vaginal, suatu orgasme yang tidak memasukkan stimulasi klitoris langsung. Tetapi ia mempunyai keyakinan bahwa dirinya akan orgasme jika mestimulasi klitorisnya sendiri. Hal tersebut dikatakannya karena ia memerlukan irama dan tekanan tertentu untuk mendapatkan kenikmatan sejati saat klitorisnya distimulasi. Ia mengatakan bahwa saat berhubungan seksual ia mengambil posisi yang memungkinkan dirinya dapat menyentuh klitorisnya sendiri. Maka barulah ia mendapatkan kenikmatan yang tiada tara dan mencapai orgasme.

Tetapi beda dengan wanita yang sudah bercerai dan berusia 33 tahun berikut ini. Ia mengatakan bahwa dirinya mudah sekali orgasme tanpa stimulasi klitoris secara langsung. Akan tetapi ia kadang-kadang lebih menyukai menyentuh klitorisnya sendiri saat berhubungan seksual dan mencapai orgasme melalui cara itu. Ia menegaskan bahwa orgasme akan lebih kuat bila berasal dari berbagai tempat sekaligus.

Dari contoh-contoh di atas Anda akan lebih mudah memahami bahwa setiap wanita tidak mengatakan hal yang sama mengenai perasaan mereka mengenai stimulasi klitoris dalam berhubungan seksual. Jadi sebenarnya bagaimana hubungan seksual dengan klitoris ?
Mengatasi rasa malu wanita untuk menyentuh dirinya sendiri. Gunanya agar pria dapat belajar dan mengerti akan keinginan istrinya untuk distimulasi dan menstimulasi dirinya sendiri. Sebagian wanita mengangkat stimulasi diri sendiri sebagai suatu masalah pribadi dan merupakan suatu hal yang memalukan bila dilakukan sendiri. Sebenarnya setiap wanita tidak perlu menganggapnya sampai sedemikian rupa, karena menstimulasi diri sendiri merupakan suatu kewajaran. Tetapi bila hal ini terjadi, hendaknya sang pria membantu pasangannya untuk mengatasi hambatan tersebut.

Pria tidak perlu cemas akan perlunya stimulasi klitoris. Sebaliknya, pria harus yakin akan mempu memuaskan pasangannya tanpa bantuan lain, selain dengan penisnya.
Menentukan posisi nyaman sebagai posisi favorit. Posisi tersebut mungkin posisi yang Anda gunakan saat masturbasi. Jangan malu-malu untuk memberitahu pasangan Anda bila posisi ini merupakan posisi yang paling Anda sukai agar ia mengerti.

Sentuh dengan lembut. Hendaknya pria menggunakan teknik sentuhan ringan, yaitu dengan membasahi jari Anda (pria) dengan air liur atau lubrikan. Biarkan pasangan Anda membimbing Anda untuk memilih apakah ia ingin sentuhan yang ringan atau lebih kuat. Jangan menggunakan gerakan monoton - agar lebih bervariasi dan agar wanita dapat menikmati sensasi kenikmatan dari segala arah - hendaknya Anda menggunakan gerakan-gerakan yang berbeda, seperti bergerak maju-mundur di sepanjang korpus klitoris dan gerakan mengelilingi klitoris.

Jangan coba-coba membuatnya orgasme. Sekali lagi, wanita memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai orgasme, jadi gunakanlah pola stimulasi yang Anda kenal dan menyamankan kedua belah pihak. Jangan lupa, seorang wanita harus bebas dari paksaan untuk mencapai orgasme, jadi jangan sekali-kali Anda terkesan memberikan paksaan karena stimulasi yang terlalu kuat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "STIMULASI KLITORIS Perlu Atau Tidak ?"

Posting Komentar