Program edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mendeteksi adanya penurunan hormon testosteron sejak dini perlu terus dilakukan. Oleh karena, disfungsi testosteron yang tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan sindroma metabolik yang mengarah pada diabetes dan penyakit jantung.
Menurut pakar andrologi Nugroho Setiawan, dalam dialog terbuka yang diprakarsai Bayer Schering Pharma bertema Restore The Man with Testosterone , Kamis (17/7), di Jakarta, hormon testosteron merupakan hormon yang sangat penting bagi pertumbuhan pria.
Hormon inilah yang memicu pertumbuhan tulang, otot, rambut dan gairah seksual. Namun, sejalan dengan usia, hormon ini akan berkurang stiap tahun setelah pria mencapai usia 40 tahun. "Kondisi ini juga disebut sindrom penurunan testosteron," ujarnya menegaskan .
Sejumlah gejala sindrom penurunan testosteron meliputi kelelahan, penurunan massa otot, penurunan daya ingat dan penurunan gairah seksual. Kondisi ini seringkali diabaikan orang awam akibat kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai sindrom penurunan testosteron. "Hal ini membuat para pria berupaya mengobati sendiri penyakit ini dengan produk yang dijual bebas, tanpa mempertimbangkan bantuan yang ahli di bidangnya," kata Nugroho.
Gaya hidup pria masa kini turut memicu kasus penurunan hormon testosteron pada usia muda. Selain konsumsi alkohol yang tinggi, pola makan tidak sehat dan kurang olahraga merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko sindrom penurunan testosteron. Ironisnya, gaya hidup seperti itulah yang dianut pria moderen saat ini, ujarnya menambahkan.
Medical Expert Primary Care dan Specialized Therapeutics PT Bayer Indonesia David Laksono Sigit menambahkan, sindrom penurunan testosteron dan disfungsi ereksi merupakan masalah yang sering ditemukan pada pria di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu terapi untuk mengatasi masalah itu adalah, injeksi testosterone undecanoate dan vardenafil.
Injeksi ini memungkinkan tercapainya kadar testosteron yang stabil dan konstan bagi tubuh untuk jangka waktu lama dengan dosis empat kali dalam setahun. Hasil penelitian membuktikan, injeksi testosterone undecanoate mampu meningkatkan gairah seksual dan memperbaiki fungsi seksual pada pria, meningkatkan massa dan kekuatan otot, mengurangi lemak tubuh dan bisa meningkatkan rasa percaya diri pria. Pria kembali jadi macho.
Selain itu, ada terapi oral yang merupakan solusi cepat untuk mengatasi disfungsi ereksi. Sebelum menjalani terapi, penderita disfungsi testosteron harus menjalani pemeriksaan medis. Jika ternyata menderita kanker prostat, maka terapi yang dilakukan bisa menimbulkan kontraindikasi sehingga sebaiknya tidak dilakukan, kata Nugroho menjelaskan. /Kompas
0 Response to "Suntik Testosteron Bikin Pria Jadi Macho"
Posting Komentar